THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 14 November 2010

TUGAS QUH

Kata Pengantar

Salam sejahtera…
Berkat rahmat Yesus kami dapat menyelesaikan kliping kami ini dengan cukup memuaskan
Tujuan kami membuat kliping ini adalah untuk memenuhi tugas agama yang telah di berikan..selain itu kami juga bertujuan menyadarkan para pembaca tengtang nilai-nilai kristiani supaya kita semua dapat menerapkannya di dalam diri kita masing-masing dan menghindari yang namanya kenakalan remaja. Karena di dalam kliping ini kami akan membahas secara terperinci tengtang semua itu
Namun demikian,dengan segala keterbatasam dan kekurangan yang ada,kami sadar masih bayak kekurangan dari kliping kami ini
Dan kami sangat berharap kliping kami ini bermanfaat bagi para pembaca dan dengan segala kerendahan hati kami memohon agar para pembaca bersedia memberikan saran dan kritiknya.
TERIMAKASIH..


BAB 1
Pendahuluan

Masa remaja merupakan masa-masa yang penuh dengan pergumulan, baik
itu pergumulan dalam hal fisik/jasmani maupun dalam hal mental/rohani.
Dalam hal rohani, remaja perlu diberi pengertian bahwa mereka perlu
memerhatikan pertumbuhan hidup rohani mereka. Hal ini merupakan salah
satu kunci untuk menghadapi masalah-masalah lain dalam kehidupannya.
Orangtua dan gereja merupakan pembimbing para remaja dalam proses
pertumbuhan iman rohani mereka. Di tengah kemajuan zaman, hal rohani
yang ditanamkan kepada mereka dapat menolong mereka terhindar dari
hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Dengan itu, mereka dapat
menghadapi setiap tantangan iman dan semakin dekat dengan Allah.

Kami mengajak pembaca menyimak kliping ini yang akan fokus pada
masalah-masalah umum yang dihadapi remaja zaman ini dan juga
pergolakan hidup rohani mereka. Kiranya kliping kami ini
boleh menjadi berkat bagi Anda sehingga Anda dapat menjadi
pembimbing yang baik bagi para remaja yang Tuhan percayakan untuk
Anda layani. Selamat membaca.

Tujuan

Kami membuat kliping ini serana untuk menyadarkan para pembaca tengtang nilai-nilai kriatiani dan supaya kita semua dapat menerapkan nilai-nilai kristiani di dalam diri kita sendiri selain itu dalam kliping ini juga kami memaparkan tengtang kenakalan remaja zaman sekarang ini dan kami juga memaparkan factor-faktor penyebabkan nya supaya kita sadar dan menjahui nya dan beberapa upaya-upaya menanggulangannya.




BAB II
Hambatan Menerapkan Nilai-Nilai Kristiani

A.PENGERTIAN
Remaja
Masa remaja adalah masa pergolakan. Salah satu pergolakan yang kerap
dialami remaja adalah pergolakan rohani. Dalam pergolakan rohaninya,
remaja mulai menolak nilai-nilai yang tadinya mereka percayai.
Berikut akan dipaparkan enam penyebab pergolakan ini dan tanggapan
yang sebaiknya diberikan orangtua.
kARAKTER KRISTIANI
Orang sering dinilai dari karakternya. Apakah ia orang yang lemah atau kuat, apakah ia orang plin-plan atau dapat dipercayai, apakah ia orang yang jujur atau suka menipu, apakah ia orang yang lembut atau kasar, dan banyak lagi hal lain.
Karakter seseorang sering menentukan sukses tidaknya seseorang dalam menjalani hidupnya. Orang yang lemah mudah sekali diombang-ambingkan dengan persoalan sehingga gampang menyerah. Orang yang kuat tidak gampang jatuh bila ditimpa dengan berbagai rintangan, dan tetap berdiri tegak dan berjalan maju sampai kepada tujuannya. Ia tidak mudah ditundukkan, bila ia jatuh ia kan bangkit berdiri dan berjalan lagi.
Orang yang jujur memiliki integritas dalam hidupnya. Ia tidak mudah tergoda bila diiming-iming dengan uang atau cara-cara kotor untuk mencapai kariernya. Ia memiliki prinsip yang teguh dan memegang prinsip itu, meskipun sering membuatnya tidak disukai oleh orang lain.Namun orang seperti itu kalau sukses memberikan manfata yang besar bagi banyak orang.
Orang yang tak jujur selalu menggunakan setiap peluang untuk mengambil keuntungan yang ada. Ia bersedia mengorbankan apa saja termasuk teman-teman setianya, orang-orang yang pernah membantunya hanya agar supaya ia dapat sukses. Segala cara dipakainya untuk mencapi tujuannya. Tujuannya menghalalkan segala caranya. Namun orang seperti ini gampang sukses tetapi gampang juga jatuh.
Apa yang menjadi karakter anda? Bagaimana karakter itu berperan dalam hidup anda? Apakah karakter anda itu membantu anda atau menjerumuskan anda ke dalam perangkap? Apa yang dihasilkan oleh karakter anda?
Sebagai orang kristen kita memiliki karakter yang dituntut dari kita karena iman yang kita anut dalam Kristus, yaitu karakter kristiani, karakter yang mengacu pada Kristus sendiri. Karakter itu seperti tertulis dalam Galatia 5:22-23 yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Karakter kristiani ini adalah buah-buah Roh di dalam Kristus.
Karakter kristiani ini sering tidak sesuai dengan cara-cara dunia ini beroperasi. Kita sering dianggap lemah kalau mengasihi musuh-musuh kita. Sabar dan lemah lembut sering dianggap sebagai penakut. Kebaikan sering disalahgunakan oleh orang-orang yang kita tolong. Kesetiaan sering menjadi batu sandungan bagi kita dalam pekerjaan kita. Hanya orang-orang bodoh saja yang selalu setia dan loyal saat semua orang di tempat kerja kita tidak. Bagaimana mungkin ada damai sajahtera kalau hidup kita tidak pernah mencapai apa-apa karena dianggap tidak bisa diajak berkolusi atau menyalahgunakan wewenang?
Memang Tuhan kita sama seperti seorang pemilik kebun. Dia tidak melihat kepada penampilan pohonnya yang indah tetapi apa yang dihasilkan oleh pohon tersebut. Karakter kristiani kita merupakan buah-buah yang dituntut dari iman percaya kita kepada Tuhan. Setiap orang yang beriman dituntut untuk menghasilkan buah-buah Roh seperti yang tertulis dalam Galatia 5:22-23 di atas. Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah-buah yang baik akan ditebang dan dibuang ke dalam api.
Kehidupan iman kita haruslah kehidupan yang menghasilkan buah. Buah kehidupan kita merupakan bukti iman kita kepada Tuhan. Sama seperti pohon diukur dari buah yang dihasilkannya, orang yang baik atau jahat, apakah dia berasal dari Tuhan atau dari setan dapat dilihat buah perbuatannya. Bila kita ada dalam Roh kita akan dituntun oleh Roh Allah, tetapi bila kita menyerahkan diri kita dipimpin oleh kedagingan kita maka yang ada adalah buah-buah kedagingan yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. (Galatia 5:19-21)

B.FAKTOR-FAKTOR

1. mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan melihat jauh ke
depan.
2. berada pada posisi labil akibat perubahan fisik dan hormonal
sehingga rawan mengambil keputusan secara impulsif.
3. mengembangkan kemandirian dan salah satu bentuknya adalah
memiliki pemikiran dan pendapat sendiri.
4. memasuki sebuah dunia yang jauh lebih kompleks dan terekspos
kepada pelbagai keyakinan rohani dan moral yang lain.
5. berhadapan dengan godaan dosa dalam volume yang tinggi sekaligus
dituntut untuk bertahan dalam kehendak Tuhan.
6. berpapasan dengan ketidaksempurnaan dan ketidakkonsistenan.


1. mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan melihat jauh ke
depan.
2. berada pada posisi labil akibat perubahan fisik dan hormonal sehingga rawan mengambil keputusan secara impulsif.
3. mengembangkan kemandirian dan salah satu bentuknya adalah memiliki pemikiran dan pendapat sendiri.
4. memasuki sebuah dunia yang jauh lebih kompleks dan terekspos kepada pelbagai keyakinan rohani dan moral yang lain.
5. berhadapan dengan godaan dosa dalam volume yang tinggi sekaligus dituntut untuk bertahan dalam kehendak Tuhan.
6. berpapasan dengan ketidaksempurnaan dan ketidakkonsistenan.

----------------------------------------------------------------

1. Pada masa remaja anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan melihat jauh ke depan.

Lewat kemampuannya berpikir abstrak, remaja mulai mempertanyakan hal-hal yang ia alami atau lihat. Jika sebelumnya semua dilihat dan diterima tanpa pertanyaan, sekarang dengan kemampuannya berpikir abstrak, remaja mulai mempertanyakan hal-hal yang ia
anggap tidak masuk akal. Pada masa inilah mungkin remaja melihat ketidakadilan di dalam dunia dan mengaitkannya dengan keadilan Tuhan. Ia mulai bertanya, jika Tuhan ada, mengapakah Ia membiarkan ketidakadilan terus merajalela?

Sebagai orangtua, kita mungkin terkejut mendengar pertanyaannya. Kita mungkin mengira bahwa anak remaja kita telah murtad dan meninggalkan imannya. Semua reaksi orangtua ini sebenarnya wajar- wajar saja sebab keluar dari hati yang takut akan Tuhan dan dari keinginan melihat anak terus setia mengikut Kristus. Walaupun demikian, ada baiknya kita berusaha keras menahan emosi marah. Sedapatnya, janganlah ketus menuduh anak murtad atau malah dikuasai Iblis. Sebaliknya, dengan sikap lembut, berupayalah menjawab pertanyaan anak selogis mungkin. Ingat, pada tahap
pertumbuhannya ini, remaja mulai berpikir abstrak dan ini berarti ia bergantung penuh pada pengunaan daya nalarnya.

2. Pada masa remaja anak berada pada posisi labil akibat perubahan fisik dan hormonal sehingga rawan mengambil keputusan secara impulsif, tanpa berpikir panjang.
Tidak jarang, remaja memutuskan untuk melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya sehingga mereka akhirnya jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan ini membuatnya enggan untuk dekat dengan Tuhan dan mendorongnya untuk hidup terpisah dari Tuhan. Contoh: seorang remaja yang mulai terlibat dalam pornografi dan bergumul dengan kekudusan memiliki kemungkinan besar pergumulan ini membuatnya merasa diri kotor dan tidak layak untuk datang ke hadirat Tuhan. Akhirnya, remaja memilih untuk menjauh dari persekutuan dan ibadah.

Sebagai orangtua, kita harus peka dengan pergumulan remaja melawan dosa. Kita mesti menunjukkan bahwa kita mengerti betapa sulitnya mempertahankan kekudusan. Kita dapat menyampaikan kepadanya bahwa kita pun pernah melewati masa pergumulan yang serupa dan mengakui bahwa tidak selalu kita berhasil menang melawan godaan. Kita
mungkin dapat membagikan kepadanya bahwa ada momen-momen di dalam hidup ini yang dapat membuat kita tergoda untuk menyerah dan mengambil sikap putus asa.

Kita pun dapat membacakan pergumulan Paulus yang diceritakan di Roma 7:15, "Sebab apa yang aku perbuat aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat." Atau Musa yang tidak menaati perintah Tuhan di Meriba, Daud yang jatuh ke dalam dosa perzinahan dan pembunuhan, dan Petrus yang jatuh ke dalam dosa dusta dan ketidaksetiaan. Semua adalah anak Tuhan yang berusaha mengikut Tuhan, namun di dalam perjalanan mereka ada kalanya anak Tuhan pun jatuh. Yang terpenting adalah kita mau mengakui dosa,
bangkit, dan berjalan kembali.

3. Pada masa remaja anak mengembangkan kemandirian dan salah satu bentuknya adalah memiliki pemikiran dan pendapat sendiri.
Salah satu karakteristik kedewasaan adalah kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri, tanpa harus tunduk pada kehendak orang. Sebagai seorang anak yang tengah berjalan menuju ke arah kedewasaan, ia pun akan mulai mempraktikkan kemandiriannya dalam pengambilan keputusan.

Dalam kaitannya dengan hal rohani, pada akhirnya remaja harus membuat iman kepercayaan orangtuanya sebagai milik pribadinya. Bila pada masa lampau ia hanya mengikuti pengarahan orangtuanya, sekarang ia harus menempuh sebuah perjalanan rohani sehingga ia dapat tiba pada kesimpulannya sendiri. Singkat kata, iman orangtua
harus menjadi imannya sendiri. Itu sebabnya kita harus membimbing sekaligus memberinya ruang untuk menggumulkan imannya sendiri.

Iman yang tidak pernah dimilikinya sendiri pada akhirnya akan menjadi iman yang tidak bisa berdiri sendiri. Apabila pada masa kecilnya kita telah menanamkan firman Tuhan pada dirinya, maka pada masa remaja, firman Tuhan akan terus bersemayam di hatinya.
"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Amsal 22:6)

4. Pada masa remaja anak memasuki sebuah dunia yang jauh lebih kompleks dan terekspos kepada pelbagai keyakinan rohani dan moral yang lain.

Teman-temannya tidak lagi seiman dengannya, dan kalau pun seiman, ada yang memiliki nilai moral yang berbeda. Tidak bisa tidak, semua ini akan memberi pengaruh pada pertumbuhan iman seorang remaja. Ia pun mulai mempertanyakan kebenaran iman kristiani yang tadinya dipeluknya tanpa ragu. Itu sebabnya, pada masa ini remaja
kerap bertanya tentang keyakinan rohani lainnya, karena memang ia ingin tahu tentang kebenaran.

Sebagai orangtua, kita mesti menyikapi pertanyaan ini dengan bijak dan penuh pengertian. Terus paparkanlah apa yang dikatakan oleh firman Tuhan tanpa harus menyerang dan menjelek-jelekan keyakinan lainnya. Sikap keras terhadap keyakinan lain hanyalah berdampak buruk.
Pertama, ia akan merendahkan orang yang berkeyakinan lain, dan jika ini terjadi ia tidak akan dapat mengasihi mereka. Kedua, ia justru berbalik dan marah kepada kita, orangtuanya, oleh karena ia merasa kita terlalu menghakimi.

Ingatlah bahwa pada dasarnya kita tengah membicarakan tentang teman-temannya yang dinilainya baik. Itu sebabnya komentar kita yang mendiskreditkan mereka tanpa mengenalnya -- selain dari
landasan keyakinan yang berbeda -- akan membuatnya mengecap kita
sebagai orang yang tidak baik.

5. Pada masa remaja anak harus berhadapan dengan godaan dosa dalam volume yang tinggi sekaligus dituntut untuk bertahan dalam kehendak Tuhan.

Tidak bisa tidak, hal ini akan menimbulkan ketegangan yang kuat.Di tengah tarik-menarik ini remaja akan bergerak ke ekstrem kanan dan kiri: kadang teguh namun kadang lemah.

Sekurangnya ada tiga reaksi remaja terhadap dosa:
a. melawannya,
b. menyerah namun mengakui keberdosaan manusia, dan
c. melabelkan dosa sebagai bukan dosa.

Adakalanya, remaja berhasil melawan. Kadang, ia gagal dan menyerah. Namun terkadang, daripada mengakui kekalahannya, ia
justru mendistorsi realita dan perintah Tuhan, serta mengganggap perbuatannya tidak berdosa. Nah, pada waktu ia mendistorsi firman Tuhan inilah remaja biasanya bersitegang dengan kita. Ia melawan
dan menuduh kita "mau menang sendiri" dan mempertanyakan dasar kita mendefinisikan sesuatu itu dosa atau tidak. Pada dasarnya, ia tengah berupaya membenarkan tindakannya supaya ia dapat terus berkubang di dalam dosa.
Sebagai orangtua kita mesti berdiri di atas firman Tuhan dan tidak menuruti pikirannya jika memang ia keliru. Namun, kita pun mesti sabar dan lembut dalam menyikapi pemberontakannya. Kita harus menyampaikan kepadanya bahwa kita mengerti pergumulannya dan akan
terus mendoakannya. Kita harus mengatakan dengan jelas bahwa walaupun pada kenyataannya manusia tidak bisa hidup sesuai dengan firman Tuhan, itu tidak berarti kita boleh menurunkan standar Tuhan. Doronglah ia untuk mengakui keterbatasannya dan memohon pengampunan Tuhan. Ajaklah ia untuk terus berusaha, kendati susah.

6. Pada masa remaja anak harus berpapasan dengan ketidaksempurnaan dan ketidakkonsistenan.
Mungkin remaja melihat tindakan orangtua yang tidak sesuai dengan perkataan mereka; atau, mungkin remaja mendengar atau mengetahui
kasus kejatuhan pembina rohaninya. Semua ini berpotensi melemahkan iman kepercayaannya. Bagi remaja, kegagalan panutan rohaninya dapat berarti kegagalan iman kristiani. Tidak heran ada sejumlah remaja yang akhirnya meninggalkan iman kristiani dan hanya melandaskan kehidupan rohaninya pada doktrin, "yang terpenting adalah berbuat baik."
Sebagai orangtua, jangan kita membela diri tatkala telah menghidupi hidup yang tidak konsisten dengan ajaran Kristus. Akuilah kegagalan kita sendiri tanpa perlu merasa defensif. Yang terpenting adalah bertobat dan tidak mengulang kesalahan yang sama. Jikalau ini menyangkut ketidakkonsistenan pembina rohaninya, akuilah dan jangan mencoba menutupinya. Tindakan menutup-nutupi hanyalah akan memperbesar ketidakpuasannya.
Tuhan Yesus berkata, "Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?" (Lukas 14:34). Memang sewaktu seorang pembina rohani jatuh, itu sama dengan garam yang
telah menjadi tawar dan membuat hati remaja menjadi tawar. Tidak ada lagi keinginan untuk hidup kudus dan berkenan kepada Tuhan; sewaktu mendengar orang berkata-kata tentang Tuhan maka reaksi awal mereka kemudian adalah tidak ingin menggubrisnya. Mereka mengalami disilusi (pembuyaran ilusi) dan kecewa. Sungguhpun demikian ingatkanlah remaja tersebut bahwa kita hidup untuk Kristus, jadi kita semua harus terus memandang-Nya, bukan orang
lain.

BAB III
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja:
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan


tips untuk mengatasi dan mencegah kenakalan remaja, yaitu:
- Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.
- Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.
- Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.
- Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.
- Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.
- Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.
- Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.
- Anda sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.





BAB IV
KESIMPULAN

Factor terbesar dalam kenakalan remaja itu adalah KELUARGA,karna setiap orang pastii sangat membutuhklan kasih sayang terlebih lagi orang tua,,

Buktinya adalah kita dapat melihat anak-anak berandalan atau anak-anak punk di depan s.plasa kalau kita teliti kebanyaan mereka adalah anak-anak orang berada tapi karna kurang perhatian dari orang tua nya mereka lari dari masalah nya dengan cara mereka walau cara yang mereka ambil adalah salah

0 komentar: